Danau Kawah Putih berada di puncak
Gunung Patuha yang oleh masyarakat setempat
dinamakan juga Gunung Sepuh. Selain
Kawah Putih, gunung yang memiliki ketinggian
2.434 meter di atas permukaan laut dan
bersuhu antara 8-12 derajat celcius ini juga
memiliki Kawah Saat di bagian baratnya. Kedua
kawah ini terbentuk akibat letusan Gunung
Patuha pada abad ke-10 dan ke-12. Kawah Putih
berada di ketinggian 2.194 di atas permukaan
laut.
Keindahan Danau Kawah Putih ditemukan pada tahun 1837 oleh ahli botani Belanda peranakan Jerman bernama Dr. Franz Wilhelm Junghuhn. Sebelumnya, masyarakat sekitar menganggap puncak gunung tersebut angker dan penuh misteri, sehingga tak seorang pun yang berani mendatanginya. Jauh setelah penemuan itu, yaitu pada tahun 1983, pihak Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten baru menjadikan kawasan Danau Kawah Putih sebagai objek wisata yang dibuka untuk umum. Di kawasan tersebut, pengunjung dapat menikmati berbagai keunikan Danau Kawah Putih. Disamping keindahan alam sekitarnya yang masih asri, pengunjung juga dapat melihat langsung uap panas keluar dari bebatuan yang diinjak, gelegak air di tengah kawahnya, dan mencium aroma belerang yang tidak terlalu menyengat.
Pengunjung dapat menikmati keindahan Danau Kawah Putih sambil berjalan santai mengelilingi danau atau sambil duduk di shelter - shelter yang ada di kawasan tersebut. Pengunjung akan menjumpai aneka jenis flora langka, seperti bunga Eldelweis, tanaman Cantiqi yang harum, tanaman Lemo yang berkhasiat dapat mengusir binatang berbisa, dan Vaccinium sebagai vegetasi tanaman khas kawah. Selain berbagai jenis flora, di kawasan ini juga terdapat berbagai jenis fauna, seperti elang, monyet, kancil, babi hutan, macan kumbang, dan macan tutul. Pengunjung juga dapat melihat air kawahnya yang berubah-rubah warna. Terkadang berwarna hijau apel dan kebiru-biruan. Bila matahari terik dan cuaca terang, warnanya berubah menjadi coklat. Kendati demikian, warna putih adalah warna dominan air kawahnya. Dominasi warna putih juga terlihat pada warna pasir dan bebatuan yang terdapat di sekitar danau tersebut.
Keindahan Danau Kawah Putih ditemukan pada tahun 1837 oleh ahli botani Belanda peranakan Jerman bernama Dr. Franz Wilhelm Junghuhn. Sebelumnya, masyarakat sekitar menganggap puncak gunung tersebut angker dan penuh misteri, sehingga tak seorang pun yang berani mendatanginya. Jauh setelah penemuan itu, yaitu pada tahun 1983, pihak Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten baru menjadikan kawasan Danau Kawah Putih sebagai objek wisata yang dibuka untuk umum. Di kawasan tersebut, pengunjung dapat menikmati berbagai keunikan Danau Kawah Putih. Disamping keindahan alam sekitarnya yang masih asri, pengunjung juga dapat melihat langsung uap panas keluar dari bebatuan yang diinjak, gelegak air di tengah kawahnya, dan mencium aroma belerang yang tidak terlalu menyengat.
Pengunjung dapat menikmati keindahan Danau Kawah Putih sambil berjalan santai mengelilingi danau atau sambil duduk di shelter - shelter yang ada di kawasan tersebut. Pengunjung akan menjumpai aneka jenis flora langka, seperti bunga Eldelweis, tanaman Cantiqi yang harum, tanaman Lemo yang berkhasiat dapat mengusir binatang berbisa, dan Vaccinium sebagai vegetasi tanaman khas kawah. Selain berbagai jenis flora, di kawasan ini juga terdapat berbagai jenis fauna, seperti elang, monyet, kancil, babi hutan, macan kumbang, dan macan tutul. Pengunjung juga dapat melihat air kawahnya yang berubah-rubah warna. Terkadang berwarna hijau apel dan kebiru-biruan. Bila matahari terik dan cuaca terang, warnanya berubah menjadi coklat. Kendati demikian, warna putih adalah warna dominan air kawahnya. Dominasi warna putih juga terlihat pada warna pasir dan bebatuan yang terdapat di sekitar danau tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar