Pages

flashvortex

Jumat, 07 Desember 2012

Air Panas Ciater

Wisata Air Panas Ciater

Posted on 13:54 by Wisata Lembang

Obyek Wisata Air Panas Ciater, bagi masyarakat Indonesia, apa lagi Jawa Barat dan Wilayah lain di Nusantara ini, sudah mengenalnya. Karena obyek wisata ini, selain dijadikan sebagai sarana rekreasi keluarga, obyek wisata air panas Ciater ini juga dapat dimanfaatkan untuk kesehatan. Pasalnya berdasar hasil penelitian serta analisa Balneologi, sumber air hangat mineral yang ada mengandung Calsium, Magnesium, Chloride, sulfat, Thermo, Mineral, serta Hypertherma dengan kadar aluminium yang tinggi yaitu 38,5 equiv persen, dan keasamannya juga sangat tinggi yaitu PH : 2,45.

Curug Cimahi

Bumi Perkemahan Ranca Upas
Curug atau juga Air Terjun Cimahi ini, memiliki ketinggian sekitar 87 m, merupakan salah satu curug yang tertinggi di wilayah Bandung dan sekitarnya.  Nama Cimahi berasal dari nama sungai yang mengalir di atasnya yaitu Sungai Cimahi yang berhulu di Situ (danau) Lembang dan mengalir ke Kota Cimahi.  Curug ini  berada di ketinggian 1050 m dpl dengan suhu di kawasan ini berkisar 18-22 derajat Celsius.

alam


       Alam (dalam artian luas memiliki makna yang setara dengan dunia alam, dunia fsiki, atau dunia materi) mengacu kepada fenomena dunia fisik dan juga kehidupan secara umum. Skala alam terbentang.
Kata alam merupakan terjemahan dari bahasa inggris "nature", yang berasal dari kata Latin natura, atau "kualitas esensial, disposisi bawaan", dan pada zaman dahulu, secara harfiah berarti "kelahiran". Natura adalah terjemahan Latin dari kata Yunani physis, yang awalnya terkait dengan karakteristik bawaan yang dimiliki tanaman, hewan, dan berbagai fitur lain di dunia. Konsep alam sebagai keseluruhan, atau alam semesta fisik, merupakan pengembangan konsep aslinya; dimulai dari penerapan kata Yunani physis oleh filsuf-filsuf , dan sejak saat itu terus berkembang. Kata ini juga banyak digunakan selama munculnya metode ilmiah modern dalam beberapa abad terakhir.
Dalam berbagai penggunaan kata tersebut pada saat ini, "alam" sering mengacu kepada  dan . Kata alam mungkin mengacu secara umum ke berbagai jenis tanaman hidup dan hewan, dan dalam beberapa kasus ke proses yang berhubungan dengan benda mati – mengenai keberadaan jenis-jenis tertentu suatu benda dan bagaimana mereka berubah dengan sendirinya, seperti cuaca dan di Bumi, dan serta dari mana semua hal-hal tersebut tersusun darinya. Kata ini sering diartikan sebagai "lingkungan alam" atau hewan liar, batu, hutan, pantai, dan secara umum hal-hal yang belum diubah secara substansial oleh campur tangan manusia, atau yang bertahan meskipun ada intervensi manusia. Sebagai, contoh, objek yang dibuat dan interaksi manusia umumnya tidak dianggap sebagai bagian dari alam, kecuali jika dinilai sebagai, misalnya, "sifat manusia" atau "seluruh alam". Konsep yang lebih tradisional dari hal-hal alami tersebut, yang masih dapat ditemukan hari ini, menyiratkan perbedaan antara alami dan buatan, yang dimaksud dengan kata buatan dipahami sebagai hasil kesadaran atau pikiran manusia. Tergantung pada konteks tertentu, istilah "alam" juga dapat dibedakan dari yang tidak wajar, supernatural, atau sintetis.

Kamis, 06 Desember 2012

Waduk Saguling - Cililin


Waduk Saguling adalah satu dari tiga waduk yang membendung aliran Sungai Citarum. Dua waduk lainnya yang membendung Sungai Citarum berturut-turut adalah Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur. Walaupun air Sungai Citarum pertama kali dibendung di waduk ini, pada kenyataannya, waduk ini terbangun terakhir setelah dua waduk lainnya. Waduk ini juga menjadi sorotan karena tingkat pencemarannya yang tinggi. Sehubungan dengan tingginya aktifitas warga desa di waduk mulai dari penggunaan air untuk minum, masak hingga mandi, cuci, kakus maka waduk ini kerapkali disorot karena pencemarannya. Memang, air waduk disaring terus menerus dari Saguling, ke Cirata hingga Jatiluhur. Alhasil, tingkat pencemaran terendah adalah Waduk Jatiluhur di Purwakarta. Waduk ini juga agak berbeda dengan dua waduk lainnya karena wilayah cakupannya yang berteluk-teluk.

Tangkuban Perahu

      Keindahan alam gunung tangkuban perahu benar-benar menakjubkan pada saat cuaca cerah, lekukan tanah pada dinding kawah dapat terlihat dengan jelas, sangat kontras dengan hijaunya pepohonan di sekitar gunung tersebut. banyak para turis asing dan turis domestik yang berkunjung ke gunung tangkuban perahu

        Objek wisata ini terletak sekitar 30 km di utara Kota Bandung. Tempat indah ini terletak di daerah Lembang, kurang lebih 30 menit dari Bandung menggunakan kendaraan bermotor.Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Lingkungan alamnya yang sejuk, dan sumber mata air panas di kaki-kaki gunungnya. Deretan kawah yang memanjang, menjadi daya tarik tersendiri.Tangkuban Perahu sebenarnya adalah gunung berapi. Dinamakan tangkuban perahu karena bentuknya yang menyerupai kapal yang terbalik.

Indahnya Kawah Putih - Ciwidey

           Danau Kawah Putih  berada di puncak Gunung Patuha yang oleh masyarakat setempat dinamakan juga  Gunung Sepuh. Selain Kawah Putih, gunung yang memiliki ketinggian 2.434 meter  di atas permukaan laut dan bersuhu antara 8-12 derajat celcius ini juga  memiliki Kawah Saat di bagian baratnya. Kedua kawah ini terbentuk akibat  letusan Gunung Patuha pada abad ke-10 dan ke-12. Kawah Putih berada di  ketinggian 2.194 di atas permukaan laut.

Indahnya AIr Panas Walini

           Pemandian air panas Walini adalah sebuah objek wisata favorit yang terletak di Bandung Selatan, tepatnya di daearah Ciwidey. Pemandiannya terletak di tengah-tengah kebun teh, mungkin ini juga yang membuat pemandian ini dinamai pemandian air panas walini. Jika kita berkunjung ke pemandian air panas walini dari arah dari Bandung, kita akan mencapai Kawah Putih terlebih dahulu, kemudian perkemahan Ranca Upas, Pemandian air panas Cimanggu baru kemudian pemandian air panas Walini dan berakhir di Situ Patengan.

Indahnya Curug Malela


       Letak obyek wisata curug Malela berada di Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di Kecamatan Rongga. Jarak dari bandung ke Gunung halu sekitar 60 Km, dengan alternatif rute yang nyaman melalui tol Purbaleunyi, keluar gerbang Padalarang. Ambil jalur kekiri menuju ke Cimareme, akan ketemu pertigaan menuju ke Cililin. Ambil jalur ke Cililin hingga ke Gunung Halu, kondisi jalan relative bagus dan sebagian sudah di cor beton. Meskipun jarak dekat namun perjalanan dari Bandung ke Gunung Halu sekitar 3 jam perjalanan karena melalui beberapa pasar yang membuat jalan menjadi macet. Setelah sampai di Gunung Halu, perjalanan dilanjutkan hinggal ketemu pertigaan, lurus ke CIwidey, kekanan ke Buni Jaya kecamatan Rongga. Sebenarnya ada juga angkutan kota dari Ciroyom ke Buni Jaya, namun perjalanan akan memakan waktu lebih dari 3 jam.

        Sampai ke Buni Jaya ambil arah ke kanan menuju perkebunan teh Montaya, kita akan menikmati perkebunan teh dan pohon pohon mahoni yang besar besar sepanjang jalan. Sekitar 4 Kilo meter perjalanan masih bisa dilalui kendaraan roda 4. Setelah mencapai ujung perekebunan teh, kondisi jalan rusak, dan tidak beraspal, jika hujan berlumpur, biasanya dipertigaan sudah banyak tukang ojek yang mencegat pengendara mobil untuk meinggalkan mobil di daerah tersebut diganti roda dua atau kendaraan bermotor. masih bisa melalui kondisi jalan yang parah, hingga mencapai jalur setapak yang sedang di pasang beton untuk jalur pengunjung.

          Terlihat banyak pekerja yang sedang menyiapkan prasarana tempat wisata, mulai dari tempat istirahat, kamar mandi juga tempat jaga. Dari tempat ini terlihat dikejauhan curug Malela yang gemuruhnya terdengar jelas meskipun jaraknya lebih dari 1 Km. Perjalanan dilanjutkan melalui jalan setapak dan turunan tajam, namun pemandangan benar-benar indah. Turun dengan tertatih-tatih melewati jalur setapak dan akhirnya ada ruang terbuka yang sudah disiapkan bangunan untuk istirahat bagi pengunjung. Kita bisa menikmati indahnya curug dari kejauhan warna putih diantara hijau lereng pegunungan. dan kemudian saya turun dengan semangatnya dan saya mencoba untuk terus turun dan akhirnya sampai di tepi curug, rasanya sangat sesuai dengan perjuangan menuruni bukit ke lembah curug Malela.

          Curug Malela benar-benar curug yang besar dan tinggi, dibandingkan dengan curug curug lainya di indonesia. Curug ini masih sangat natural, belum ada fasilitas untuk para pengunjung, tidak ada tempat bilas, ataupun kamar kecil. Bebatuan yang besar-besar dan curah air yang turun dari curug membuat kita terasa kecil dibandingkan curug ini.

Terima kasih Ya Allah untuk kesempatan menikmati keindahan alamMu yang Inadah ini.